pasrah...
seperti menaruh rasaku begitu saja
tidak peduli lagi tentang apa jadinya nanti
seperti wanita jawa yang trima ing pandum
seperti itu mungkin.
teringat seorang kawan yang menganaktanggakan sebuah proses, aku mulai bertanya-tanya ada di anak tangga yang keberapa kira-kira aku saat ini? anak tangga pertama adalah obsesi, kedua mengasihani diri sendiri, lalu benci, pasrah, dan selesailah semuanya. ada kemungkinan satu proses lagi dan aku berhasil menyelesaikan semuanya. semoga saja... tidak ingin berlama-lama dalam proses tolol yang menyesatkan ini. memalukan... wanita bodoh yang terlena
oleh lelaki konyol....read more
hari ini pun aku lantas bertanya-tanya... seperti apa aku di pikiranmu ya.. bentuk hubungan seperti apa yang kita jalani saat ini?terlalu janggal sebagai teman tapi terlalu menyesatkan untuk dikatakan istimewa. istimewa untuk apa? untuk genggaman tangan, berbagai peluk, dan bermacam sentuhan yang aku pun tak tahu harus mengartikan itu sebagai apa... selain kebodohan ku semata.
apa kamu sengaja menjebakku?
tidak ingin berharap... tapi belum mampu berkata tidak... hanya takut jika dimanfaatkan. aku manusia yang berpegang pada rasa... dan kamu si logika berjalan... persepsi kita seringkali berbeda. bisakah kita menyamakannya... supaya setiap inchi kedekatan dapat aku tafsirkan seperti seharusnya... bukan bermaksud memojokkan dan meminta pertanggungjawaban. hanya sekedar bertanya, tapi untuk dijawab. bukan sekedar dianggap angin lalu... ini hanya
sekedar wacana untuk kita perbincangkan. semoga saja untuk terakhir kalinya, karena sama seperti kamu yang lelah diinterogasi aku juga lelah terus bertanya. kali ini sudah saatnya semua kita selesaikan... kuharap bisa.
setelah sekian lama, perasaanku pun menjadi jauh lebih tenang. aku juga lebih bisa menerima jika kelak ada orang lain yang jauh lebih baik bisa menggantikan aku. tidak seperti ketakutanku pada masa itu. toh, kita sama. seperti aku juga yang kerapkali membayangkan satu sosok yang dapat menggantikan kamu dengan segala kekurangannya yang dapat aku terima. seperti dulu aku merasa begitu pasrah ketika berjalan denganmu. dengan segala perbedaan dan ketidaknyamanan yang hadir dan mungkin memenjaramu. kali ini, aku juga mulai berharap seseorang akan datang dan mengobati egoku yang ternyata terluka tapi selama ini berusaha kuelakkan. aku ingin menerima diriku dengan segala apa yang bersamanya. aku ingin bersahabat kembali dengan diriku sendiri... sudah lama aku mengingkari diriku yang tenyata eksist... so silly right?
aku hanya ingin tahu, hanya ingin memastikan... saat ini, kita sedang berada di mana? dan dengan siapa kamu berbincang dan berbagi mimpi. tidak peduli jika memang itu bukan aku. setidaknya aku tahu dimana aku berada dan bagaimana aku harus mengambil sikap...
jogja, 15 June 2007. mengenang satu hari yang membuat kelopak mataku mendadak mendung
aku ingin menjelajahi bumi... membuka mata untuk setiap inchi dari banyak hal lain di luar bola dunia yang kuciptakan sendiri. aku ingin berlari keluar dan tertawa-tawa... bertelanjang kaki dengan air hujan dan lumpur yang membentuk pola abstrak di pori-pori kulit kakiku. sedetil-detilnya.. banyak titik kecil yang ingin kunikmati... tapi masih belum mau sendiri. masih ingin mencari teman yang satu mimpi.. satu mata... tidak usah sama... tapi saling berdekatan.
untuk itu, jangan perlakukan aku terlalu manis. jangan terlalu menjaga perasaanku lagi. perasaan itu sekarang sedikit demi sedikit sudah mulai utuh menjadi milikku sendiri. dan aku tidak suka berbasa-basi tentang banyak hal. termasuk dalam rasa ini . kecuali kalau kamu memang pengin nyakitin aku.
Friday, June 15, 2007
tentang perasaanku
Diposkan oleh destila dee di 3:18 AM
Label: roman picisan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
pak..pak..pak..buurrr..!!! bangun..!!! mulai lah bangkit dari kamar tidur mu..ini mimpi dee.., biarkan jadi cerpen pendek di koran sore.., " teriaaaaak..kamu bisa teriaak " itu cuma mimpi toh..hehehe..pasti ada yang real di depan sana..
Post a Comment